PASIR PANGARAIAN- Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Rokan Hulu (Rohul), Drs Yusmar Yusuf mengakui bahwa Kabupaten Rohul masih butuhkan daya 27 mega watt (MW) lagi, guna atasi krisis listrik yang masih terjadi.
Bardasarkan catatan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Pasir Pangaraian terang Yusmar, daya listrik tersedia di Kabupaten Rohul sudah sekitar 33 MW.
“Mengatasi krisis listrik, Rohul masih butuhkan daya sekitar 27 MW lagi. Ini yang sedang kita upayakan bersama pihak PLN,kata Yusmar, Kamis (30/4/2015).
Disebutkan Yusmar lagi, dalam memenuhi daya 27 MW tidak gampang. Dari itu, perlu tambahan daya listrik terbarukan. Dimana setiap tahunnya, kebutuhan listrik di Kabupaten Rohul meningkat 14 sampai 15 persen. Salah satu penyebabnya, yakni program Listrik Desa atau Lisdes yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat.
“Untuk program Lisdes kini terus berjalan setiap tahunnya, sedangkan menteran daya listrik tidak bertambah,” ujarnya.
Ucapnya, karena adanya pertambahan kebutuhan listrik setiap tahun, maka Pemkab Rohul harus sediakan tambahan daya listrik sekitar 4 hingga 5 MW per tahun.
“Sehingga diperkirakan, pemenuhan kebutuhan daya listrik, akan baru terpenuhi tujuh atau delapan tahun ke depan baru Rohul bisa terhindar dari krisis listrik,” jelas Yusmar.
Ditambahkannya, mengatasi krisis listrik, perlu dilakukan upaya dalam memanfaatkan energi terbarukan. Saat ini, Pemkab Rohul sendiri tengah mengupayakan penambahan daya listrik dengan pemanfaatan limbah cair dari pabrik kelapa sawit (PKS).
Untuk pemanfaatan energi terbarukan, Pemkab Rohul dapatkan bantuan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLT-BG) di Desa Rantau Sakti, Kecamatan Tambusai Utara. Pembangkit yang memanfaatkan limbah cair dari PKS PT Ariya Rama Perkasa ini menghasilkan daya listrik 1 MW, dan bisa menerangi sekitar 1.400 rumah pelanggan.
"Pemanfaatan energi terbarukan inilah salah satu cara dalam menanggulangi krisis listrik yang terjadi. Rencana, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLT-BM) juga dibangun di daerah Kepenuhan," terang dia.
Yusmar mengungkapkan, hingga koni sekitar 58 persen warga Rohul sudah menikmati listrik, terdiri 44 persen menggunakan listrik dari PLN, dan 14 persen lagi masih menggunakan listrik non PLN atau Listrik Desa seperti generator setting atau Genset.(ar)
Bardasarkan catatan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Pasir Pangaraian terang Yusmar, daya listrik tersedia di Kabupaten Rohul sudah sekitar 33 MW.
“Mengatasi krisis listrik, Rohul masih butuhkan daya sekitar 27 MW lagi. Ini yang sedang kita upayakan bersama pihak PLN,kata Yusmar, Kamis (30/4/2015).
Disebutkan Yusmar lagi, dalam memenuhi daya 27 MW tidak gampang. Dari itu, perlu tambahan daya listrik terbarukan. Dimana setiap tahunnya, kebutuhan listrik di Kabupaten Rohul meningkat 14 sampai 15 persen. Salah satu penyebabnya, yakni program Listrik Desa atau Lisdes yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat.
“Untuk program Lisdes kini terus berjalan setiap tahunnya, sedangkan menteran daya listrik tidak bertambah,” ujarnya.
Ucapnya, karena adanya pertambahan kebutuhan listrik setiap tahun, maka Pemkab Rohul harus sediakan tambahan daya listrik sekitar 4 hingga 5 MW per tahun.
“Sehingga diperkirakan, pemenuhan kebutuhan daya listrik, akan baru terpenuhi tujuh atau delapan tahun ke depan baru Rohul bisa terhindar dari krisis listrik,” jelas Yusmar.
Ditambahkannya, mengatasi krisis listrik, perlu dilakukan upaya dalam memanfaatkan energi terbarukan. Saat ini, Pemkab Rohul sendiri tengah mengupayakan penambahan daya listrik dengan pemanfaatan limbah cair dari pabrik kelapa sawit (PKS).
Untuk pemanfaatan energi terbarukan, Pemkab Rohul dapatkan bantuan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLT-BG) di Desa Rantau Sakti, Kecamatan Tambusai Utara. Pembangkit yang memanfaatkan limbah cair dari PKS PT Ariya Rama Perkasa ini menghasilkan daya listrik 1 MW, dan bisa menerangi sekitar 1.400 rumah pelanggan.
"Pemanfaatan energi terbarukan inilah salah satu cara dalam menanggulangi krisis listrik yang terjadi. Rencana, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLT-BM) juga dibangun di daerah Kepenuhan," terang dia.
Yusmar mengungkapkan, hingga koni sekitar 58 persen warga Rohul sudah menikmati listrik, terdiri 44 persen menggunakan listrik dari PLN, dan 14 persen lagi masih menggunakan listrik non PLN atau Listrik Desa seperti generator setting atau Genset.(ar)
Komentar
Posting Komentar