Inter Terpuruk, Mancini Tak Merasa Tertekan

Milan - Roberto Mancini belum mampu mengeluarkan Inter Milan dari keterpurukan. Meski begitu, Mancini mengungkapkan dirinya tidak merasa tertekan sehubungan dengan laju buruk Inter.

Comeback Mancini berjalan tak sesuai harapannya. Sejak Mancini menduduki kursi pelatih yang ditinggalkan Walter Mazzarri, Nerazzurri hanya mampu memenangi delapan dari 25 pertandingannya di seluruh kompetisi alias 32 persen saja.

Laju di Serie A, yang menjadi fokus utama Nerazzurri tidak berjalan mulus. Inter gagal memenangi empat dari lima pertandingan liga terakhirnya dengan menelan dua kekalahan. Alhasil, Samir Handanovic dkk. kini terperosok ke peringkat ke-1o klasemen dengan jarak 10 poin dari Liga Europa, dan 15 poin dai zona Liga Champions.

"Saya tidak tertekan," cetus Mancini kepada Tuttosport yang dikutip Football Italia. "Malahan saya menyesal karena Inter sudah meningkat tapi kami tidak kunjung meraih hasil bagus. Saya bukan seorang pelatih yang berada dalam tekanan."

"Kami hanya sedang dalam momen ketika semuanya berjalan salah. Melawan Cesena (imbang 1-1) kami membuat 10 peluang mencetak gol, melawan Wolfsburg kiper mereka membuat tiga dari empat penyelamatan krusial dan kami mampu mengimbangi permainan di kandang Sampdoria (kalah 0-1), kami sudah memainkan sebuah pertandingan yang bagus."

"Kami harus mencoba menuntaskan musim ini dengan baik untuk memberi dasar bagi kami dalam membangun lagi pada musim depan. Masalahnya adalah kami harus mulai dari nol lagi, dan meskipun begitu kami sudah bermain bagus di beberapa pertandingan," lanjut Mancini.

"Untuk saat ini, hasil-hasil bagus belum mendatangi kami dan ada kecenderungan melihat segalanya dari sisi negatif. Tapi kami harus bisa melihat lebih jauh lagi. Mulai musim 2011-12, performa Inter memang anjlok. Kritik mulai rajin menghujani Inter tapi Mancini meminta semua pihak terkait bersabar.

"Kami sudah bekerja dalam beberapa bulan, dan Anda tidak bisa membangun sebuah tim kembali dalam waktu yang singkat," ucap Mancini.

"Di Italia, sayang sekali, orang-orang menginginkan segalanya secara instan tapi untuk membangun tim tidak hanya butuh waktu dua, tiga, atau lima bulan. Butuh waktu lebih banyak lagi. Bukan tujuh tahun, tapi lebih," tunas dia. (dtc/rhc/hen)

Komentar